Belajar Menjadi Fotografer Profesional
Definisi dari seorang fotografer profesional bisa berbeda-beda, tergantung pada sudut pandang orang yang menilai. Seorang profesional bukanlah orang yang mendapatkan penghasilan dari pekerjaan memotret saja. Berdasarkan pengamatan, pengalaman, dan sharing dengan para rekan fotografer, baik di dalam maupun luar negeri, saya dapat menyimpulkan 5 hal utama yang membedakan antara “Real Professional” dengan “Amateur Photographer”.
PERBEDAAN ANTARA FOTOGRAFER PROFESIONAL DENGAN FOTOGRAFER AMATIR
1. Dari tujuan mereka (Their Purpose)
Para fotografer amatir pada umumnya memiliki tujuan utama memotret just for fun atau mungkin hanya untuk membeli peralatan kamera yang lebih baik, dan adapula yang menganggapnya sebagai hobi, atau mengisi waktu luang sambil mencari tambahan penghasilan melalui kamera mereka.
Sedangkan seorang Profesional memiliki tujuan yang lebih besar, dimulai dengan passion terhadap fotografi yang kemudian mengubahnya menjadi penghasilan yang menguntungkan dan berkesinambungan dari hari ke hari.
“REAL PHOTOGRAPHERS ALWAYS PUT THE QUALITY AS THE MAIN PRIORITY RATHER THAN THE PRICE WHILE AMATEURS DO THE OPPOSITE”
2. Dari cara pikir/mindset mereka (Their Mindset)
Seorang fotografer profesional biasanya berpikir lebih sebagai seorang enterpreneur / wirausaha / berpikir lebih ke bisnis daripada hanya sebagai aktifitas memotret, karena dalam bisnis fotografi terdapat banyak komponen lain selain memotret, diantaranya yaitu : marketing, selling, production, service, dll. Seorang entrepreneur tentunya sangat menikmati melakukan hal itu apalagi didukung passion-nya terhadap fotografi. Tetapi yang kerap kali terjadi malah sebaliknya, dimana fotografi adalah nomor satu, sedangkan bisnis menjadi nomor dua. Dengan kata lain “yang penting foto dulu, jualannya nanti saja”.
Hal ini menjadi sangat penting karena seni akan menjadi tidak berarti tanpa didukung oleh keahlian dalam beberapa komponen pada bisnis fotografi seperti yang telah saya sebutkan di atas. Seorang fotografer yang bagus tidak akan dapat dikenal masyarakat tanpa adanya good marketing and marketing skill. Dan apabila masyarakat tidak mengetahui kualitas mereka, maka keahlian yang sangat valuable tersebut tidak akan menguntungkan bagi fotografer tersebut.
3. Dari yang mereka lakukan (Their Action)
Seorang fotografer profesional akan terus belajar dan berlatih untuk mengembangkan skill yang dimiliki. Tentunya bukan hanya dengan semakin banyak memotret maka secara otomatis akan menjadi hebat. Saya kurang setuju dengan istilah “Practice makes perfect”, tetapi “Right Practice makes perfect”. Dengan kata lain, pelatihan yang tepatlah yang akan membuat kita sempurna. Lalu bagaimana caranya berlatih?
Anda tidak harus sekolah mengambil jurusan fotografi selama bertahun-tahun di universitas ternama di luar negeri, karena banyak hal yang bisa dilakukan untuk mendapatkan the right practice. Salah satu contohnya adalah dengan meluangkan waktu dan mendisiplinkan diri Anda untuk membuat photo assignment.
Tentukan tema foto yang ingin Anda buat, praktikan ide-ide dan sytle-style baru. Untuk mencari ide-ide baru tersebut, Anda dapat mencarinya di internet, mengikuti seminar-seminar tentang fotografi, membaca buku, membuat portofolio yang lebih bervariasi, mencari mentor yang sudah sukses, hadir ke photography exhibition, dll akan sangat membantu.
Baca Juga : Cara Membuat Portofolio Fotografi Untuk Fotografer Profesional
4. Dari standart mereka (Their Standart)
Real Professional selalu berorientasi pada kualitas, sedangkan amatir akan selalu berbicara mengenai harga. Ada istilah “you pay peanut, you get monkey”. Maksudnya adalah apa yang Anda bayar, itu yang akan Anda dapatkan. Saya tidak berkata bahwa harga tidak penting, tetapi kalau bicara mengenai kualitas, maka ada harga yang harus di bayar.
Seorang fotografer profesional akan sangat selektif dalam memilih produk-produk yang akan dia beli dan dengan siapa dia berpartner / bekerjasama. Contohnya adalah dalam pemilihan kamera, lensa, media penyimpanan file digital, sampai pada album foto custom sebagai media penyimpanan foto yang akan diberikan kepada client sebagai hasil akhir karyanya.
Bahan-bahan dan pabrik album foto yang sudah berpengalaman dan diakui kualitasnya merupakan pilihan utama. Fotografer profesional hanya bekerjasama dengan para supplier yang terbaik dan bisa diandalkan. Hal tersebut merupakan faktor penentu dalam memberikan after sales service yang memuaskan dan mengurangi timbulnya masalah yang terjadi di kemudian hari.
5. Dari kualitas mental mereka (Their Mentality)
Seorang profesional sejati adalah pejuang yang gigih dan tidak pernah menyerah dalam berusaha. Mereka mungkin pernah gagal berkali-kali. Namun, tidak pernah berhenti mencoba ataupun putus asa. Mereka pernah jatuh namun bangkit lagi. Seorang profesional adalah orang orang yang sangat persisten. Mereka adalah seorang yang memiliki keberanian dalam mengambil keputusan-keputusan bisnis, baik dari photography style maupun dalam menentukan harga yang pantas untuk jasa mereka. Seorang profesional mungkin tidak lebih hebat dari seorang amatir, namun mereka lebih berani mengambil resiko yang mungkin terjadi, karena sukses menghampiri mereka yang berani bertindak dan mau berjuang mati-matian.
Kesuksesan tidak akan menghampiri orang yang penakut yang tidak berani bertindak dan hanya mengikuti arus persaingan yang makin membawanya ke level yang lebih rendah sehingga berujung pada kehancuran. Good luck!