“Mengintip” Proses Cetak Wedding Book Para Fotografer Langsung di Pabriknya

Jika anda adalah seorang wedding photographer pasti ada rasa ingin tahu seperti apa proses cetak wedding book yang anda pesan tersebut. Dengan melihat secara langsung prosesnya maka anda akan makin paham bagaimana foto-foto anda nantinya akan ‘berbicara’ kepada para klien yang anda potret hari bersejarahnya.

Salam kenal saya Bima dan terima kasih sudah membaca tulisan saya kali ini, sejak 2009 saya memantapkan diri menjadi seorang fotografer yang memfokuskan layanan saya untuk keperluan destination wedding.

Bagi saya yang terbiasa melayani pemotretan pre wedding, engagement, hingga wedding orang bule maka keberadaan album sangatlah penting karena demikianlah pula harapan para klien-klien saya tersebut. Saya bisa bilang bahwa orang bule lebih kritis sekalipun kalau dia suka maka dia akan mengapresiasi dengan cara yang luar biasa. Bagi anda yang pernah melihat film Habibie + Ainun 2 maka anda tahu bahwa Habibie muda pernah disepelekan oleh orang-orang Jerman tapi ketika Habibie bisa menunjukkan hasil karyanya maka orang Jerman yang meremehkan tadi langsung mengapresiasi tanpa basa basi.

Saya paham bahwa kebanyakan fotografer banyak tidak peduli bagaimana album tersebut dibuat, intinya asal harga murah dan masuk budget maka album tersebut akan dibeli, tapi tidak dengan yang saya butuhkan karena di bidang yang saya tekuni ini saya mutlak mesti paham bagaimana wedding book klien saya itu dibuat, dengan kertas apa, hingga premium packaging albumnya nanti bagaimana.

 

Perkenalan Pertama dengan Susan Pro

darwis triadi photography school
saya ketika sekolah di Darwis Triadi School of Photography, Jakarta

Ketika dulu saya sekolah di Darwis Triadi Photography School Jakarta ada sebuah perusahaan album yang aware sekali dengan para wedding photographer, semuanya diurusin dari mulai kertas, ketebalan, bahan cover, bahan album bagian dalam, hingga pengerjaan tempat DVD (jaman dulu) semuanya dikemas se-eksklusif mungkin hingga pada akhirnya saya tahu bahwa nama perusahaan itu adalah Susan Pro.

Sebuah kesalahan pernah saya lakukan yaitu ketika saya terbang ribuan kilometer ke Maldives untuk memotret pre wedding klien saya yang berkebangsaan Hong Kong bernama Billy dan Dickie Ma, perusahaan album yang saat itu saya gunakan melakukan kesalahan warna dimana warna yang dicetak berbeda dengan aslinya tapi pada saat saya lakukan komplain maka si perusahaan tersebut sudah tidak mampu lagi melakukan adjustment karena kekuatan mesin-nya sangat terbatas. Di saat inilah saya memutuskan melakukan test print dan cetak ulang karya-karya saya kepada Susan Photo Album karena bagi saya sinkronisasi warna baik antara bentuk asli, pada post production, dan hasil akhir harus sesuai.

wedding book by bima adhitya

Memotret pernikahan tidaklah sekedar memotret dokumentasi karena ada banyak makna yang terkandung di dalamnya yang salah satunya adalah “Moment”. Bagi anda yang pernah memotret pernikahan internasional maka tidak ada kesempatan kedua bagi anda untuk mengulang sebuah momen karena si klien ingin semua berjalan se-natural mungkin. Karena hal ini maka sejak saat itu saya hanya mau bekerjasama dengan perusahaan album yang bisa menghargai karya yang mereka cetak seperti saya menghargai hasil pemotretan yang telah saya lakukan dan hingga saat ini hanya Susan Pro-lah yang banyak membantu saya menampilkan karya-karya terbaik saya di depan klien.

Artikel lain yang layak dibaca

 

Mengintip Langsung Pembuatan Wedding Book di Pabrik Susan Pro

Seperti halnya ketika saya ingin membeli BMW seri 5 impian saya, dari mulai model klasik E34 sampai model terbaru G30-pun saya lihat dan tidak tanggung-tanggung karena saya langsung menuju ke dealer resminya. Begitu juga ketika saya ingin melihat langsung seperti apa nanti album-album tersebut dibuat dan karena memasuki sebuah pabrik itu tidak mudah karena tentu ada ketentuan-ketentuan khusus seperti privacy dan lain sebagainya maka saya butuh waktu 3 tahun untuk melakukan pendekatan sehingga pada akhirnya saya bisa berkunjung ke pabrik album foto PT Susan Photo Album yang ada di Kawasan Industri Candi, Semarang Jawa Tengah.

Setelah merasa cukup memotret arsitektur kota di kawasan Kota Tua Semarang, saya langsung bergegas menuju Pabrik Susan Album yang berada di Kawasan Industri Candi Gatot Subroto Blok 27 No. 8 Ngaliyan. Baru sampai depan pabriknya saja saya bisa langsung bernafas lega bahwa akhirnya saya menemukan partner kerja terbaik yang akan menangani karya-karya foto saya dengan lebih baik.

tampilan depan pabrik

Setelah menyapa sahabat saya Indra di area tamu yang merupakan penanggung jawab sales album maka saya bergegas masuk lagi ke area dalam dimana suasana hiruk pikuk sebuah pabrik mulai terasa. Ruang-ruang administratif tentu saja berada di tempat berbeda tapi bukan area inilah yang ingin saya lihat hingga akhirnya saya bisa masuk ke area yang tidak sembarangan orang diperkenankan masuk karena di tempat inilah ratusan ribu album berisi karya-karya fotografi dari para fotografer di Indonesia dan mancanegara diproduksi setiap bulannya.

susan album semarang1 susan album semarang3 susan album semarang4 susan album semarang5

Sebuah keberuntungan memang tidak akan terjadi 2x karena di hari yang sangat spesial inilah akhirnya saya bisa tahu bagaimana sebuah album itu dibuat lengkap dari mulai pemilihan material terbaik dari mulai kertas hingga premium packaging, kemudian melihat bagaimana para tenaga profesional di pabrik ini bekerja, hingga customer care yang selalu siap melayani setiap kebutuhan custom dari banyak fotografer di Indonesia dan di luar negeri.

Pemandangan seperti foto di bawah inilah yang membuat suasana hati makin memuncak apalagi ketika saya bisa bertemu langsung pemilik Susan Pro yaitu Lio Adrian yang tidak segan-segan langsung terjun ke lapangan dan melakukan quality control atas produk-produk Susan Pro yang dibuatnya.

susan album semarang

Coba lihat langsung video REAL TIME ketika proses bekerja di dalam pabrik Susan Pro ini dilakukan,

Add a Comment

Your email address will not be published.